Perang Menegakkan Agama Pancasila

Tulisan berjudul “Agama saya Pancasila, Nabi saya Sukarno, Kitab Suci saya UUD45” mendapat tanggapan beragam. Salah satunya dari Ayatollah آيتالله Hussein Al-Jufrie yang menulis, “Nabi Muhammad SAW menang perang & akhirnya menegakkan kerajaan atas dasar Tauhid, itu sebabnya saya percaya kepada Dia.”

Sejarah Indonesia tampak sekali harus ditulis ulang dengan jujur, agar generasi penerus paham bahwa perang menegakkan agama Pancasila sungguh terjadi dan kualitas perang itu lebih mulia dibandingkan dengan perang yang dipimpin Muhammad dalam menegakkan Islam. Mari kita bahas perbedaannya.

Perang menegakkan agama Pancasia dimulai dibawah kepemimpinan Bung Karno sejak tanggal 1 Juni 1945, sejak Bung Karno menawarkan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia Merdeka. Ketika panitia 9 dibentuk dan ada permintaan agar sila Ketuhanan Yang Maha Esa diletakan diurutan pertama ditambah kata-kata “Dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya” Bung Karno terdesak. Walaupun Bung Karno banyak pendukungnya tetapi dalam menghadapi tuntutan tersebut harus berjuang sendiri, yang lain tidak mau ikut terlibat lebih jauh dan Hatta tampak tidak keberatan dengan usul itu sehingga lahirlah Piagam Jakarta. Kalau tidak ada mujizat, Piagam Jakarta akan melandasi UUD 45 dan kita bersyukur mujizat itu datang, ada seorang perwira Angkatan Laut Jepang menemui Hatta menyampaikan aspirasi rakyat Indonesia Timur, jika rumusan UUD yang berisi 7 kata itu disahkan, Indonesia Timur tidak ikut kemerdekaan. Hatta tidak mau rencana kemerdekaan berantakan dan berusaha menghapus 7 kata itu, Bung Karno membiarkan Hatta yang memimpin sidang, Pancasila berhasil diselamatkan dengan mujizat itu.

Kita kesampingkan revolusi fisik dalam mempertahankan kemerdekaan setelah proklamasi karena perang itu perang kemerdekaan bukan perang menegakkan Pancasila. Perang menegakkan Pancasila adalah perang melawan kelompok yang tidak setuju dengan Pancasila dan kelompok yang pertama yang harus dihadapi kekuatan Pancasila adalah Darul Islam dengan pasukannya yang bernama Tentara Islam Indonesia. Perang melawan Darul Islam dipimpin langsung oleh nabi Indonesia Bung Karno yang sudah punya kedudukan resmi sebagai kepala nagara. Perang fisik melawan musuh-musuh Pancasila dibawah pimpinan Nabi Sukarno adalah perang suci yang punya etika tinggi dan didukung rakyat. TNI yang melakukan pertempuran di lapangan mendapat logistik dari rakyat dan di dukung rakyat, TNI tidak mengumpulkan rampasan perang apalagi membagi wanita yang ditawan untuk dijadikan tambahan istri. Perang itu sangat berprikemanusiaan, musuh Pancasila yang sudah kalah tidak dihinakan tetapi diajak kembali menjadi saudara sebangsa. Perang menegakkan agama Pancasila tidak hanya dilakukan pada jalur pertempuran fisik, nabi Sukarno juga harus putar otak menghadapi musuh Pancasila yang ingin mendirikan negara Islam melalui jalur Konstituante dan MPRS, perang itu dimenangkan oleh nabi Sukarno dengan mengerahkan kecerdikannya yang luar biasa. Nabi Sukarno kemudian berhasil menyerahkan tongkat kepemimpinan negara ini kepada pengganti yang terus berjuang mati-matikan menegakkan agama Pancasila dan perang itu belum tuntas, masih ada perang yang dilakukan Densus 88.

Sekarang bandingkan dengan perang menegakkan agama Islam yang dilakukan Muhammad. Muhammad yang ingin menjadi nabi memulai provokasi terhadap bangsanya sendiri, suku Quraisy yang hidup dalam peradaban yang tinggi, ada wanita terhormat yang jadi pengusaha, Mekah jadi kota dagang, artinya dipercaya bangsa lain. Provokasi yang dilakukan Muhammad adalah mengajak orang Arab sembahyang menghadap Bait Allah Israel yang terletak di Yerusalem, tentu saja provokasi itu dianggap mengganggu oleh Orang Quraisy yang punya Kabah sebagai rumah ibadat yang dikunjungi banyak orang mancanegara. Muhammad dan kelompokmya kemudian pindah ke Madinah dan untuk memenuhi kebutuhan logistiknya dilakukan penjarahan terhadap Kafilah Quraisy yang melintas dekat Madinah. Tindakan itu dengan sendirinya memancing perang karena suku Quraisty tidak bisa membiarkan perampokan itu terus terjadi sehingga terjadilah perang Badar yang dimenangkan Muhammad. Dengan kekuatan pasukan yang teruji sudah berhasil memenangkan perang, Muhammad menggerakkan pengikutnya mengusir salah satu suku Yahudi di Madinah dan hata bendanya dirampas untuk dibagi bagikan. Perang terus dikobarkan dan setiap perang ada rampasan perang, bukan hanya terdiri dari harta benda tetapi juga wanita yang dibagi-bagikan kepada para pejuang. Posisi suku Quraisy yang semakin lemah ahirnya dapat digulingkan kekuasaanya oleh Muhammad dan Kabah direbut untuk dijadikan rumah suci Islam. Muhammad melakukan kudeta terhadap pemimpin bangsanya sendiri, tindakan kudeta bukan tindakan terpuji karena didasari nafsu kekuasaan, jika ada anak bangsa ingin berpartisipasi membangun negeri sangat dianjurkan untuk tidak melakukan kudeta.

Jadi perang menegakkan agama Pancasila sudah berlangsung dan masih akan terus berlangsung selama musuh-musuh Pancasila masih dibiarkan menyebarkan ajaran yang tidak sesuai bahkan bertentang dengan Pancasila di negeri tercinta ini. Kita tidak akan nyaman hidup terus dalam perang, karena itu harus ada usaha sungguh-sungguh agar ajaran yang bertentangan bahkan berlawanan dengan Pancasila tidak dibolehkan lagi disebarkan di negari Pancasila ini.

Untuk memperkuat semangat menegakkan Pancasila bangsa ini perlu menetapkan Sukarno sebagai nabi unuk kaum Indonesia. Jangan mengatakan bahwa Pancaslia tidak datang dari Tuhan karena Tuhan telah memberikan kepada bangsa Indonesia hadiah yang sangat istimewa dan luar biasa, yaitu kedatangan Sukarno yang mau mengorbankan segenap jiwa dan raganya bagi Indonesia dan pasti Pancasila adalah karunia Tuhan yang disampaikan melalui Sukarno kepada bangsa Indonesia.

2:143. Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan[95] agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Dan Kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. Dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa amat berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia.
[95]. Umat Islam dijadikan umat yang adil dan pilihan, karena mereka akan menjadi saksi atas perbuatan orang yang menyimpang dari kebenaran baik di dunia maupun di akhirat.

68:35. Maka apakah patut Kami menjadikan orng-orang Islam itu sama dengan orang-orang yang berdosa (orang kafir) [1496]?

3:19. Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab[189] kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.
[189]. Maksudnya ialah Kitab-Kitab yang diturunkan sebelum Al Quran.

61:7. Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan dusta terhadap Allah sedang dia diajak kepada Islam? Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

3:85. Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.

48:16. Katakanlah kepada orang-orang Badwi yang tertinggal: "Kamu akan diajak untuk (memerangi) kaum yang mempunyai kekuatan yang besar, kamu akan memerangi mereka atau mereka menyerah (masuk Islam). Maka jika kamu patuhi (ajakan itu) niscaya Allah akan memberikan kepadamu pahala yang baik dan jika kamu berpaling sebagaimana kamu telah berpaling sebelumnya, niscaya Dia akan mengazab kamu dengan azab yang pedih."
8:8. agar Allah menetapkan yang hak (Islam) dan membatalkan yang batil (syirik) walaupun orang-orang yang berdosa (musyrik) itu tidak menyukainya.

2:78. Dan diantara mereka ada yang buta huruf, tidak mengetahui Al Kitab (Taurat), kecuali dongengan bohong belaka dan mereka hanya menduga-duga[67].
67]. Kebanyakan bangsa Yahudi itu buta huruf, dan tidak mengetahui isi Taurat selain dari dongeng-dongeng yang diceritakan pendeta-pendeta mereka.

Karena hanya Islam yang bertentangan dengan Pancaslia

Banyak yang menanyakan mengapa saya hanya menulis kritik tentang Islam tidak agama atau ajaran lain. Jawabanya saya jadikan judul tulisan ini, karena hanya Islam yang bertentangan dengan Pancasila. Sebenarnya mudah sekali untuk melihat bahwa hanya Islam yang bertentangan dengan Pancasila karena Islam mengatur kehidupan bernegara yang tidak sama dengan Pancasila sedangkan agama benar, yaitu agama selain Islam oleh umatnya hanya dijadikan pedoman spiritual, tidak pernah diusulkan menjadi pedoman bernegara.

Sejak sebelum Sukarno-Hatta memproklamasikan Indonesia Merdeka, Islam sebagai dasar negara sudah diusulkan bahkan diperjuangkan. Tetapi Bung Karno dengan tegar mengatakan tidak, dasar negara Indonesia Merdeka adalah Pancasila dan sudah sangat banyak jiwa dan raga anak bangsa ini menjadi korban untuk mempertahankan Pancasila sebagai dasar negara dan agar Islam tidak dijadikan dasar negara ini. Sebenarnya perjuangan menegakkan Pancasila sebagai dasar negara dan menolak Islam dijadikan dasar negara relatif sudah selesai, baik melalui kekerasan maupun melalui jalur konstitusi. Kemungkinan Islam dijadikan dasar negara sudah hampir tidak ada. Karena itu seharusnya Islam sudah kalah dan tidak bisa lagi diperjuangkan menjadi dasar negara dan konsekuensi sebagai yang kalah seharusnay tidak diajarkan lagi agar tidak ada dua dasar negara di negeri ini yang satu formal tapi yang satu lagi masih diusung-usungkan secara non-formal.

Agar peluang Islam kembali diusulkan menjadi dasar negar menjadi semakin kecil kita harus menyadarkan masyarakat luas bahwa Islam memang bertentangan dengan Pancasilan dan UUD kita. Kita bisa lihat dari beberpa hal saja agar lebih mudah membandingkannya.

Pertama, dengan kewajiban sembahyang dalam bahasa Arab dan berkiblat ke Arab jelas menempatkan harga diri bangsa Indonesia lebih rendah dari bangsa Arab dan ketentuan itu jelas bertentangan dengan sila Persatuan Indonesia. Kalau Islam masih ingin dipetahankan diajarkan di Indonesia harus dilakukan penyesuaian agar tidak menjadi bertentangan dengan Pancasila, kalau agama lain bisa kenapa Islam tidak bisa melakukannya dan orang Indonesia yang mencintai Indonesia seharunya melakukan upaya mengindonesiakan Islam kalau masih mau dipertahankan.

Kedua, perintah membenci kafir bahkan memerangi kafir yang tercantum di dalam al-Quran yang harus dipercaya sebagai kata-kata Allah Swt jelas bertentangan dengan amanat UUD 45 karena itu jika Islam masih mau dipertahankan di Indonesia, harus ada pernyataan bahwa ayat-ayat itu tidak berlaku di wilayah hukum Indonesia atau dinyataka bahwa ayat-ayat itu bukan dari Allah Swt sehingga tidak mengadung arti sebuah perintah yang harus diikuti.

Ketiga, agar panutan lebih dapat dijadikan teladan, perlu dibandingkan antara Muhammad dan Sukarno. Kenapa kita perlu membandingkan antara Muhammad dengan Sukarno tidak dengan yang lain, misalnya Yesus atau Sidhrta Gautama? Karena hanya Muhammad yang mengaku menjadi nabi dan merangkap menjabat sebagai kepala negara. Tokoh yang lain yaitu Yesus dan Sihdharta hanya menjadi tokoh spiritual yang tidak bisa dibandingkan dengan Sukarno yang menjabat sebagai Presiden Pertama RI. Kita perlu membandingkan antara Sukarno dan Muhammad agar orang Indonesia bisa menghargai tokoh bangsanya sendiri. Kepribadian Sukarno jelas lebih unggul dibandingkan dengan Muhammad tertama dari sisi kemanusiaannya dan Sukarno sudah banyak berjasa bagi bangsa Indonesia.

Mudah-mudah bisa menjawab.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Perjuangan seseorang akan banyak berarti jika mulai dari diri sendiri.