Tidak ada kepastian Muhammad masuk surga, apalagi pengagumnya.

Siapa yang akan masuk surga dijelaskan oleh Yesus, yaitu orang yang mau menolomg orang lain yang sedang membutuhkan pertolongan. Orang yang sedang membutuhkan pertolongan bukan hanya mereka yang tidak punya uang, tetapi juga termasuk orang yang sedang dipenjara, orang yang sedang dalam perjalanan dan kehausan, orang yang sakit, pendek kata orang yang posisinya sedang di titik paling bawah. Orang yang rajin menyembah Tuhan tidak masuk dalam daftar yang dipertimbangkan akan masuk surga apalagi tidak pernah menolong orang lain.

Dalam ajaran Hindu, juga jelas, orang yang akan masuk Nirvana adalah mereka yang sudah mencapai kesempurnaan hidup, yaitu dapat membebaskan diri dari kemelekatan. Jika orang belum menjadi sempurna kerena belum mampu membebaskan diri dari kemelekatan, akan diberi kesempatan hidup lagi padi periode kehidupan berikutnya.

Sidharta Gautama mendapatkan penerangan sempurna semasa masih hidup di dunia tetapi beliau tidak mau meninggalkan dunia lalu mengabdikan sisa hidupnya untuk mengajarkan bagaimana mancapai penerangan sempurna. Untuk mencapai penerngan sempurna Buddha mengajarkan Jalan Arya Beruas Delapan, kriterianya jelas apa yang harus dilakukan manusia selama hidup di dunia.

Muhammad memang beda, tolok ukur utama untuk masuk surga menurutnya adalah kepatuhan pada Allah Swt. Orang yang mendapat prioritas utama masuk surga adalah mereka yang berjihad di jalan Allah dan mati syahid. Muhammad sendiri tidak mati syahid tetapi mati karena diracun istri orang yang dibunuhnya. Jadi Muhammad tidak mendapat prioritas masuk surga melalui jalur ini.

Urutan berikutnya yang akan masuk suraga adalah mereka yang patuh menjalankan kewajiban kepada Allah. Orang baik yang tidak solat pasti tidak akan masuk surga tetapi orang rajin solat dan berkelakukan buruk terhadap sesamanya akan masuk surga. Memang ada pertimbangan lain yaitu pahala dan dosanya. Sesaat setelah mati, orang akan ditimbang pahala yang sudah dikumpulkan dan dosa yang sudah dibuat selama hidup di dunia. Nah ini sulit diketahui oleh orang yang bersangkutan karena hanya Allah Swt yang mengetahui catatan pahala dan dosa setiap orang. Muhammad sendiri tidak bisa kita pastikan apakah pahalanya lebih besar dari dosanya. Kalau dilihat dari perjalanan hidupnya sebelum mencapai usia 40 tahun Muhammad adalah penyembah berhala bersama suku Quraisy lainnya dan baru menjadi penyembah Allah dari umur 40 tahun sampai meninggal, Kalau ditimbang waktu hidup sebagai penyembah berhala lebih lama dibandingkan dengan waktu hidup sebagai penyembah Allah.

Jadi kalau Anda mau masuk surga mengikuti ajaran Muhammad yang pasti harus dilakukan adalah menjalankan kewajian kepada Allah Swt sebaik mungkinm jangan lupa solat lima waktu. Soal pahala dan dosa ukurannya tidak jelas tapi untuk aman agar timbangan Anda nantinya tidak berat ke dosa, lebih baik bikin pembukuan neraca pahala dan dosa. Kalau pahalanya sudah tekumpul banyak sekali-kali bikin dosa tidak apa-apa.

Tidak ada komentar: