Seorang anak muda bernama si Polan dari negeri antah berantah mendapat sebuah kitab bagus yang katanya bernama al-Quran, kitab itu tertulis dalam bahasa Arab, Polan tidak bisa bahasa Arab sehingga apa isi kitab itu tidak diketahuinya, tetapi oleh orang yang memberikan kitab itu yang baru datang dari Arab, diberitahukan bahwa kitab itu adalah kitab paling sempurna. Agar kitab itu dapat membawa pahala, Polan diajar mengaji dan tidak lama dia sudah khatam, kitab itu menjadi kebanggaannya karena kata orang yang memberikan di dalamnya dijelaskan bahwa kitab itu menyempurnakan Taurat dan Injil yang sudah diselewengkan oleh orang Yahudi dan Nasrani.
Pada waktu ada kesempatan ke toko buku, Polan mencari Taurat dan Injil untuk meyakini dirinya bahwa kitab itu walaupun masih dijual di toko buku dan digunakan oleh temanya yang beragama nasrani, sebernarnya sudah harus menjadi sampah karena tidak ada gunanya lagi. Kitab itu tidak mahal dan dengan uang yang ada di sakunya, segera di beli lalu dia pulang kerumah dengan kegembiraan yang luar biasa karena dia akan dapat membuktikan betapa sempurnanya al-Quran yang ada padanya dan akan bertambah sempurna jika dia bisa menunjukan kepada teman-temannya terutama yang Nasrani bahwa Taurat dan Injil yang mereka gunakan sebaiknya dibuang atau ditaruh saja di Museum.
Kitab Taurat dan Injil yang dibeli ditulis dalam bahasa Indonesia, sehingga Polan dengan cepat dapat membacanya. Karena diberitahukan bahwa kitab Taurat dan Injil itu adalah kitab yang tidak terpelihara dan sudah banyak diubah-ubah senaknya oleh orang Yahudi dan Nasranai, Polan dengan mudah melihat banyak kesalahan pada kedua kitab itu, banyak ketidakkonsistenan, dan banyak yang lucu-lucu. Memang benar seperti yang dikatakan oleh orang memberinya al-Quran bahwa hanya al-Quran kitab yang masih murni dari Allah Swt, terpelihara dan isinya sungguh-sungguh kata-kata Allah Swt.
Karena sudah tahu di mana kesalahan kitab Taurat dan Injil, Polan segera pergi ke rumah temannya. Teman yang pertama didatangi adalah seorang keturunan Yahudi yang berprofesi sebagai pedagang di pasar. Teman itu ditemuinya di pasar. Kebetulan ada banyak orang sehingga kesaksiannya bahwa Taurat itu salah akan bisa juga didengar banyak orang. Mulailah dia membuka Alkitab dan mengatakan kepada si Yahudi, “Lihat betapa cabulnya kitabmu itu, apa kamu pernah baca dua anak perempuan Lot bergantian memberi anggur ayahnya sendiri memancing agar ayahnya menyetubuhinya, bukankah itu perbuatan bejat?”
Si Yahudi tetawa dan dengan ramah mengatakan kepada si Polan, “Hai orang muda itu kan dongeng orang Yahudi jaman dahulu.”
Polan, “Loh ini kan ada di kitab suci, apa kamu percaya bahwa Tuhanmu menceritakan ini.”
Si Yahudi, “Hai kawan, cerita itu dibuat sekitar 4000 tahun yang lalu, waktu itu belum banyak orang bisa membuat cerita, dan cerita itu diceritakan terus turun temurun, kenapa masuk ke kitab suci, 4000 tahun yang lalu cerita itu karya suci karena belum banyak orang bisa bikin cerita dan orang berpikir itu pasti cerita dari Tuhan.”
Polan, “Kalau hanya dongeng, kenapa tidak dibuang saja>’
Si Yahudi, “Hai kawan kamu lihat bangunan di sebelah pasar kita ini, itu bangunan bersejarah yang sudah tua sekali, tidak bisa digunakan lagi, tapi dipelihara oleh pemerintah agar kita tahu bahwa dulu pernah ada bangunan seperti itu, sama dengan cerita itu kenapa harus dibuang, biarkan saja di situ agar anak-anak kita paham dulu ada cerita sepeti itu dan persetubuhan itu kan belum tentu ada dan tidak ada perintah melakukan seperti itu.”
Tidak bisa berbicara lebih banyak, Polan lalu mendatangi temannya yang beragama Protestan, dibukanya firman Allah Israel yang memerintahkan orang Israel membuhuh penduduk Tanah Kanaan, “Saya sekarag baru paham mengapa orang Nasrani kejam, ada perang salib, perang agama dan macam-macam perang, karena di kitab suci-mu ada peritah Tuhan untuk membantai orang yang tidak kamu sukai.”
Si Protestan agak terkejut karena selama dia membaca Alkitab rasanya Allah tidak sesadis itu, tapi diperhatikan juga bagian dari Alkitab yang ditunjukkan oleh teman Muslim itu.
Si Protestan, “Oh jangan terburu-buru mengambil kesimpulan kawan, kamu perhatian di setiap awal firman tuhan yang ada di kitab yang kamu pegang itu.”
Polan, “Ada tertulis Allah berfirman.... artinya kan itu perintah Tuhan>”
Si Protestan, “Betul itu firman Tuhan, tapi kamu baca kepada siapa firman itu ditujukan.”
Polan, “Allah berfirman kepada Musa, katakanlah kepada orang Israel.”
Si Protestan, “Nah kan jelas Allah berfirman kepada orang Israel, aku kan bukan orang Israel, lagi pula Alalh berfirman waktu orang Israel akan memasuki Tanah Kanaan, tapi sekarang kan urusannya sudah berbeda.”
Tanpa banyak kata lagi Polan segera pamit, tapi karena masih penasaran dia datangi seorang Pastor yang sudah lama dikenalnya, tanpa banyak basa basi langsung dia mengatakan, “Pastror Yesus itu ternyata mengajarkan kekerasan, coba Pastor lihat Injil ini, “Akan tetapi semua seteruku ini, yang tidak suka aku menjadi rajanya, bawalah mereka ke mari dan bunuhlah mereka di depan mataku.” (Luk 19:27)
Pastor, “Hai kawan, kalau membaca coba yang teliti, kata-kata siapa itu?”..
Polan, “Ya itu kan kata-kata Yesus.”
Pastor, “Coba pehatikan, Yesus memberi perumpamaan seorang raja, memang Yesus yang mengatakan, tapi Yesus menirukan apa yang biasa dilakukan sorang raja waktu itu, tapi bukan berisi perintah kan.”
Sampai di rumah Polan bertekad membandingkan isi Alkitab dengan isi al-Quran. Setelah diperolehnya al-Quran dalam bahasa Indonesia dicobanya dibaca. Dia mulai garuk-garuk kepala, susah mencari alur ceritanyua, isi kitab disusun dari surat terpanjang sampai surat terpendek, dari ayat satu ke ayat berikutnya ceritanya tidak nyambung, gimana bisa menangkap pesan yang disampikan Allah Swt. Sudah bolak balik membaca tidak juga dapat memahami apa maunya al-Quran ini, dia coba cara lain, pokoknya buka secara acak dan ayat yang terlihat di depan mata akan dicobanya dipahami.
Al-Quran dibuka dan tampak ayat 66:1-2.
“Hai Nabi, mengapa kamu mengharamkan apa yang Allah halalkan bagimu; kamu mencari kesenangan hati isteri-isterimu? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang[1485] Sesungguhnya Allah telah mewajibkan kepadamu sekalian membebaskan diri dari sumpahmu[1486] dan Allah adalah Pelindungmu dan Dia Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”
[1485]. Bukhari dan Muslim meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad saw pernah mengharamkan dirinya minum madu untuk menyenangkan hati isteri-isterinya. Maka turunlah ayat teguran ini kepada Nabi.
[1486]. Apabila seseorang bersumpah mengharamkan yang halal maka wajiblah atasnya membebaskan diri dari sumpahnya itu dengan membayar kaffarat, seperti tersebut dalam surat Al Maaidah ayat 89.
Wah-wah ini kah isi kitab paling sempurna, berisi ayat obat kuat yang dihalalkan Allah Swt agar Muhamamd dapat menyenangkan istri-istrinya, dia geleng-geleng kepala, dicoba lagi buka ayat yant lain dan tampak ayat 66:3.
“Dan ingatlah ketika Nabi membicarakan secara rahasia kepada salah seorang isterinya (Hafsah) suatu peristiwa. Maka tatkala (Hafsah) menceritakan peristiwa itu (kepada Aisyah) dan Allah memberitahukan hal itu (pembicaraan Hafsah dan Aisyah) kepada Muhammad lalu Muhammad memberitahukan sebagian (yang diberitakan Allah kepadanya) dan menyembunyikan sebagian yang lain (kepada Hafsah). Maka tatkala (Muhammad) memberitahukan pembicaraan (antara Hafsah dan Aisyah) lalu (Hafsah) bertanya: "Siapakah yang telah memberitahukan hal ini kepadamu?" Nabi menjawab: "Telah diberitahukan kepadaku oleh Allah yang Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal."
Aha urusan gosip di rumah tangga Muhammad juga rupanya digerecoki Allah Swt. dan masuk ke kitab suci, ampun-ampun, masih dicoba satu ayat lagi dan didapat ayat 4:24.
“dan (diharamkan juga kamu mengawini) wanita yang bersuami, kecuali budak-budak yang kamu miliki[282] (Allah telah menetapkan hukum itu) sebagai ketetapan-Nya atas kamu. Dan dihalalkan bagi kamu selain yang demikian[283] (yaitu) mencari isteri-isteri dengan hartamu untuk dikawini bukan untuk berzina. Maka isteri-isteri yang telah kamu nikmati (campuri) di antara mereka, berikanlah kepada mereka maharnya (dengan sempurna), sebagai suatu kewajiban; dan tiadalah mengapa bagi kamu terhadap sesuatu yang kamu telah saling merelakannya, sesudah menentukan mahar itu[284]. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”
[282]. Maksudnya: budak-budak yang dimiliki yang suaminya tidak ikut tertawan bersama-samanya.
[283]. Ialah: selain dari macam-macam wanita yang tersebut dalam surat An Nisaa' ayat 23 dan 24.
[284]. Ialah: menambah, mengurangi atau tidak membayar sama sekali maskawin yang telah ditetapkan.
Waduh-waduh, rupanya perintah Allah Swt ini yang diberlakukan untuk segala bangsa dan berlaku sampai kiamat yang menyebabkan para TKW diperkosa.
Si Polan lesu, Arab ternyata tukang bohong. Sejak saat itu dia tidak pernah ke pasar, tidak pernah mau bertemu teman Protestannya, kalau di jalan dilihatnya dari jauh ada Pastor, lebih baik diambilnya jalan lain. Kalau dulu suara azan begitu menggugah perasaan sekarang mulai terasa brisik
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar