Bermodal al-Quran, Muhammad yang buta huruf berhasil menyesatkan banyak orang

Berbeda dengan Kitab Yahudi yang ditulis banyak orang dalam kurun waktu yang panjang sekitar 2000 tahun mulai dari kisah lisan sampai kitab yang dibukukan, al-Quran berasal dari satu sumber yaitu mulut Muhammad. Ayat-ayat yang diucapkan Muhammad yang katanya kitab untuk orang Arab dalam bahasa Arab tidak diucapkan semuanya dalam waktu yang singkat tetapi sepotong-sepotong selama 20 tahun. Ayat yang diucapkan Muhammad tidak ditulis karena buta huruf tetapi dihafal oleh para pengikutnya yang pada umumnya juga buta huruf dan al-Quran baru diterbiktan dalam bentuk kitab sekitar 20 tahun setelah Muhammad meninggal.

Menurut Muhammad ayat yang diucapkan bukan dari dirinya tetapi ditanamkan ke dalam hatinya oleh Jibril dan Muhammad sendiri buta huruf (ummi) sehingga tidak mungkin bisa membuat ayat-ayat al-Quran dan pernyataan bahwa Muhammad buta huruf dinyatakan di dalam ayat berikut.

7:157. (Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma'ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka[574]. Maka orang-orang yang beriman kepadanya. memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al Quran), mereka itulah orang-orang yang beruntung.

Bahwa namanya ada di dalam Taurat dan Injil jelas tidak ada, jadi dari ayat ini saja sudah bisa dilihat bahwa Muhammad ngibul. Tapi para pengikut Muhammad berusaha menutupi kebohogan itu dengan membuat Injil palsu yang diberi nama Injil Barnabas dan dalam Injil Palsu itu dicantumkan nama Muhamamd (Akhmad). Tapi mengapa Muslim percaya saja bahwa nama Muhammad ada di Tarurat dan Injil akan kita lihat nanti.

Bahwa al-Quran sungguh-sungguh berasal dari Allah Swt dikatakan di dalam al-Quran itu sendiri, Muslim yang percaya bahwa Muhammad ummi sehingga tidak mungkin membuat al-Quran diberi keterangan oleh Allah Swt di dalam al-Quran bahwa al-Quran dari Allah Swt menjadi tambah percaya, perhatikan ayat berikut.

17:105. Dan Kami turunkan (Al Quran) itu dengan sebenar-benarnya dan Al Quran itu telah turun dengan (membawa) kebenaran. Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan.

10:37. Tidaklah mungkin Al Quran ini dibuat oleh selain Allah; akan tetapi (Al Quran itu) membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya dan menjelaskan hukum-hukum yang telah ditetapkannya[691], tidak ada keraguan di dalamnya, (diturunkan) dari Tuhan semesta alam.
[691]. Maksudnya Al Quran itu menjelaskan secara terperinci hukum-hukum yang telah disebutkan dalam Al Quran itu

6:92. Dan ini (Al Quran) adalah kitab yang telah Kami turunkan yang diberkahi; membenarkan kitab-kitab yang (diturunkan) sebelumnya[492] dan agar kamu memberi peringatan kepada (penduduk) Ummul Qura (Mekah) dan orang-orang yang di luar lingkungannya. Orang-orang yang beriman kepada adanya kehidupan akhirat tentu beriman kepadanya (Al Quran) dan mereka selalu memelihara sembahyangnya.
[492]. Ialah kitab kitab dan shahifah shahifah yang diturunkan sebelum Al Quran.

18:1. Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al Kitab (Al-Quran) dan Dia tidak mengadakan kebengkokan[871] di dalamnya;
[871]. tidak ada dalam Al-Quran itu makna-makna yang berlawananan dan tak ada penyimpangan dari kebenaran.

2:23. Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah[31] satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.
[31]. Ayat ini merupakan tantangan bagi mereka yang meragukan tentang kebenaran Al Quran itu tidak dapat ditiru walaupun dengan mengerahkan semua ahli sastera dan bahasa karena ia merupakan mukjizat Nabi Muhammad s.a.w.

Membaca al-Quran tidak mudah karena tidak ada sistematikanya, pesan per surat tidak ada, ayat yang satu dengan ayat yang menyusul tidak selalu nyambung atau berkaitan dan Muslim sendiri kesulitan memahami isi al-Quran dan kebiasaan yang ada al-Quran dibaca dengan dilantunkan tanpa pemahanan akan isinya. Yang menjadi pegangan Muslim ayat di dalam al-Quran adalah datang dari Allah Swt, tanpa mau melihat ada makna yang berlawanan, ada penyimpangan. Al-Quran adalah mukjizat dari Muhammad tanpa berusaha meneliti apakah pernyataan itu benar. Perhatikan penyimpangan dari hukum Tarurat, maknanya berlawanan, dan menyimpang dari kebenaran yang dijelaskan berikut ini.

Yang menyimpang dari hukum Taurat:
Immat 11:2-29 Katakanlah kepada orang Israel, begini: Inilah binatang-binatang yang boleh kamu makan dari segala binatang berkaki empat yang ada di atas bumi: setiap binatang yang berkuku belah, yaitu yang kukunya bersela panjang, dan yang memamah biak boleh kamu makan. Tetapi inilah yang tidak boleh kamu makan dari yang memamah biak atau dari yang berkuku belah: unta, karena memang memamah biak, tetapi tidak berkuku belah; haram itu bagimu. Juga pelanduk, karena memang memamah biak, tetapi tidak berkuku belah; haram itu bagimu. Juga kelinci, karena memang memamah biak, tetapi tidak berkuku belah, haram itu bagimu. Demikian juga babi hutan, karena memang berkuku belah, yaitu kukunya bersela panjang, tetapi tidak memamah biak; haram itu bagimu...... Inilah yang haram bagimu di antara segala binatang yang merayap dan berkeriapan di atas bumi: tikus buta, tikus, dan katak menurut jenisnya.

6:145-146. Katakanlah: "Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi - karena sesungguhnya semua itu kotor - atau binatang yang disembelih atas nama selain Allah. Barangsiapa yang dalam keadaan terpaksa, sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
Dan kepada orang-orang Yahudi, Kami haramkan segala binatang yang berkuku[517] dan dari sapi dan domba, Kami haramkan atas mereka lemak dari kedua binatang itu, selain lemak yang melekat di punggung keduanya atau yang di perut besar dan usus atau yang bercampur dengan tulang. Demikianlah Kami hukum mereka disebabkan kedurhakaan mereka; dan sesungguhnya Kami adalah Maha Benar.
[517]. Yang dimaksud dengan binatang berkuku di sini ialah binatang-binatang yang jari-jarinya tidak terpisah antara satu dengan yang lain, seperti: unta, itik, angsa dan lain-lain. Sebahagian ahli tafsir mengartikan dengan hewan yang berkuku satu seperti kuda, keledai dan lain-lain.

Ayat dengan makna yang berlawanan:
2:256. Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut[162] dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
[162]. Thaghut ialah syaitan dan apa saja yang disembah selain dari Allah s.w.t.

8:39. Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah[611] dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah[612]. Jika mereka berhenti (dari kekafiran), maka sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan.
[611]. Maksudnya: gangguan-gangguan terhadap umat Islam dan agama Islam.
[612]. Maksudnya: Menurut An-Nasafi dan Al-Maraghi, tegaknya agama Islam dan sirnanya agama-agama yang batil.

Ayat yang menyimpang dari kebenaran:
48:20. Allah menjanjikan kepada kamu harta rampasan yang banyak yang dapat kamu ambil, maka disegerakan-Nya harta rampasan ini untukmu[1401] dan Dia menahan tangan manusia dari (membinasakan)mu (agar kamu mensyukuri-Nya) dan agar hal itu menjadi bukti bagi orang-orang mukmin dan agar Dia menunjuki kamu kepada jalan yang lurus.

Mengapa Muslim bahkan para pakar Islam tidak mau membandingkan isi al-Quran dengan Taurat dan Injil? karena mereka percaya bahwa Taurat dan Injil yang ada sekarang adalah Taurat dan Injil palsu. Mengapa mereka bisa mengatakan demkian karena mereka percaya pada ayat al-Quran yang isinya sbb.

5:15. Hai Ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al Kitab yang kamu sembunyi kan, dan banyak (pula yang) dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan Kitab yang menerangkan[408].
[408]. Cahaya maksudnya: Nabi Muhammad s.a.w. dan Kitab maksudnya: Al Quran.

Muhammad dengan cerdik menutup peluang pengikutnya membandingkan isi al-Quran dengan Taurat dan Injil. Perlu diketahui Taurat dan Injil memang banyak versi bahasanya karena ada upaya agar isinya bisa dihapami oleh orang sekarang tapi penulisan itu tidak mengubah isi dari pesan yang disampaikan.

Muslim yang menjadi yakin bahwa al-Quran itu kitab dari Allah Swt yang isinya pasti benar tanpa mau melihat di mana benarnya dibuat lebih kagum lagi oleh Muhammad dengan ayat berikut.

7:204. Dan apabila dibacakan Al Quran, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat[591].
[591]. Maksudnya: jika dibacakan Al Quran kita diwajibkan mendengar dan memperhatikan sambil berdiam diri, baik dalam sembahyang maupun di luar sembahyang, terkecuali dalam shalat berjamaah ma'mum boleh membaca Al Faatihah sendiri waktu imam membaca ayat-ayat Al Quran.

39:23. Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Quran yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang [1312], gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya seorang pemimpinpun.
[1312]. Maksud berulang-ulang di sini ialah hukum-hukum, pelajaran dan kisah-kisah itu diulang-ulang menyebutnya dalam Al Quran supaya lebih kuat pengaruhnya dan lebih meresap. Sebahagian ahli Tafsir mengatakan bahwa maksudnya itu ialah bahwa ayat-ayat Al Quran itu diulang-ulang membacanya seperti tersebut dalam mukaddimah surat Al Faatihah.

17:45. Dan apabila kamu membaca Al Quran niscaya Kami adakan antara kamu dan orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, suatu dinding yang tertutup,

Yang dibanggakan adalah keajaiban al-Quran yang membuat gemetar dan bisa menghadirkan dinding antara Mukmin dan kafir. Disamping diagung-agungkan setinggi langit al-Quran juga menyampaikan ancaman bagi yang tidak percaya.

41:41. Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari Al Quran ketika Al Quran itu datang kepada mereka, (mereka itu pasti akan celaka), dan sesungguhnya Al Quran itu adalah kitab yang mulia.

Al-Quran juga banyak berisi sebagian dari kisah yang ada di dalam kitab Yahudi yang kata Muhammad diwahyukan Allah Swt untuk dimasuikkan ke dalam al-Quran, di bawah ini kita kutip kisah tentang Yusuf yang berasal dari Kitab Kejadian yang dimuat di dalam Kitab Yahudi dan sudah berumur sekitar 1250 tahun ketika Muhammad menyampaikan al-Quran.

12:1-. Alif, laam, raa[741]. Ini adalah ayat-ayat Kitab (Al Quran) yang nyata (dari Allah). Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya. Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al Quran ini kepadamu, dan sesungguhnya kamu sebelum (Kami mewahyukan) nya adalah termasuk orang-orang yang belum mengetahui. (Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya: "Wahai ayahku[742], sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku." Ayahnya berkata: "Hai anakku, janganlah kamu ceritakan mimpimu itu kepada saudara-saudaramu, maka mereka membuat makar (untuk membinasakan) mu. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia." Dan demikianlah Tuhanmu, memilih kamu (untuk menjadi Nabi) dan diajarkan-Nya kepadamu sebahagian dari ta'bir mimpi-mimpi dan disempurnakan-Nya nikmat-Nya kepadamu dan kepada keluarga Ya'qub, sebagaimana Dia telah menyempurnakan nikmat-Nya kepada dua orang bapakmu[743] sebelum itu, (yaitu) Ibrahim dan Ishak. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
[743]. Dimaksud bapak disini kakek dan ayah dari kakek.

Isi kisah yang disampaikan Muhammad agak berbeda dengan kisah aslinya, kita maklum karena Muhammad tidak bisa membaca kisah aslinya dan hanya mendengar sepotong-sepotong dari orang Yahudi.

Hanya percaya dari pernyataan ayat al-Quran bahwa al-Quran adalah kitab dari Allah Swt yang pasti benar dan pasti sempurna tanpa mau dan bisa melihat isi al-Quran memang menyesatkan dan dilihat dari kenyataan ini Muhammad yang buta huruf sangat berhasil. Kalau saja orang mau melihat isi al-Quran dengan, mudah akan melihat kebohongannya. Kita ambil saja satu ayat.

33:51. Kamu boleh menangguhkan menggauli siapa yang kamu kehendaki di antara mereka (isteri-isterimu) dan (boleh pula) menggauli siapa yang kamu kehendaki. Dan siapa-siapa yang kamu ingini untuk menggaulinya kembali dari perempuan yang telah kamu cerai, maka tidak ada dosa bagimu. Yang demikian itu adalah lebih dekat untuk ketenangan hati mereka, dan mereka tidak merasa sedih, dan semuanya rela dengan apa yang telah kamu berikan kepada mereka. Dan Allah mengetahui apa yang (tersimpan) dalam hatimu. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Penyantun[1226].
[1226]. Menurut riwayat, pada suatu ketika isteri-isteri Nabi Muhammad s.a.w. ada yang cemburu, dan ada yang meminta tambahan belanja. Maka Nabi Muhammad s.a.w. memutuskan perhubungan dengan mereka sampai sebulan lamanya. Oleh karena takut diceraikan Nabi, maka mereka datang kepada Nabi menyatakan kerelaannya atas apa saja yang akan diperbuat nabi terhadap mereka. Turunnya ayat ini memberikan izin kepada Nabi untuk menggauli siapa yang dikehendakinya dan isteri-isterinya atau tidak menggaulinya; dan juga memberi izin kepada Nabi untuk rujuk kepada isteri-isterinya seandainya ada isterinya yang sudah diceraikannya.

Ayat ini ada di dalam al-Quran pasti tidak dimaksudkan untuk menyempurnakan Taurat atau Injil dan juga pasti tidak dimaksudkan untuk memberi petunjuk jalan yang lurus kepada pembacanya.

Apakah penyesatan ini akan terus dibiarkan? Hanya sekedar bertanya dan silahkan direnungkan.

Tidak ada komentar: