Muhammad yang merampas harta orang, membantai suku Yahudi, melegalkan jinah, mengapa dipercaya sebagai orang sempurna?

Dalam tulisan berjudul “Bermodal al-Quran, Muhammad yang buta huruf berhasil menyesatkan banyak orang” kita sudah membahas bagaimana orang dengan mudah diperdaya oeh Muhammad bahwa al-Quran adalah kitab sempurna hanya karena dinyatakan di dalam al-Quran bahwa kitab itu adalah kitab sempurna dan karena al-Quran susah dimengerti bukan karena baik tetapi karena tidak jelas apa maunya, pengikut Muhammad hanya percaya pada pernyataan yang ada di dalam al-Quran yang dipercaya sebagai kata-kata Allah Swt tanpa mau melihat apa isi al-Quran sebenarnya.

Karena percaya bahwa isi al-Quran adalah kata-kata Allah Swt dengan mudah orang juga percaya bahwa Muhammad adalah manusia yang berbudi pekerti agung karena al-Quran menyatakannya, perhatikan ayat berikut.

68:1-6. Nun[1489], demi kalam dan apa yang mereka tulis, berkat nikmat Tuhanmu kamu (Muhammad) sekali-kali bukan orang gila. Dan sesungguhnya bagi kamu benar-benar pahala yang besar yang tidak putus-putusnya. Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung. Maka kelak kamu akan melihat dan mereka (orang-orang kafir)pun akan melihat, siapa di antara kamu yang gila.

Dan bahwa Mumad adalah orang mulia juga dinyatakan dalam al-Quran pada ayat berikut.

69:40. Sesungguhnya Al Quran itu adalah benar-benar wahyu (Allah yang diturunkan kepada) Rasul yang mulia,

Karena membaca al-Quran tidak mudah dan ada petunjuk bahwa orang tidak boleh sembarangan menafsirkan al-Quran dan yang boleh menafsirkan isi al-Quran hanya orang yang diberi petunjuk, yaitu pada Ustadz dan ahli agama Islam, para pengikut Muhammad hanya berpegang pada ayat-ayat yang menyatakan Muhammad berbudi pekerti agung dan orang mulia tanpa mau dan bisa mempelajari lebih dalam apa sebenarnya yang telah diperbuat Muhammad selama hidupnya dan cerita tentang kelakuan buruk Muhammad bukanlah berita bohong tetapi tercantum di dalam al-Quran yang harus dipercaya pasti benar karena datang dari Allah Swt. Mari kita lihat kejahatan atau perbuatan tak terpuji apa yang pernah dilakukan Muhammad yang tercatat di dalam al-Quran.

Muhammad merampas harta orang lain
Karena kesulitan hidup di Yatrib (Madinah) setelah hijrah dari Mekah, Muhammad beserta pengikutnya melakukan penjarahan terhadap kafilah sukunya sendiri yaitu suku Quraisy yang sadang dalam perjalanan ke Syria. Tetapi peristiwa itu tidak dicatat di dalam al-Quran karena itu kita kesampingkan saja.

Sebelum melakukan penjarahan Muhammad pernah mendatangi salah satu suku Yahudi yang sudah lama tinggal di Yatrib, minta diakui sebagai nabi, mungkin pikirnya dengan diakui sebagai nabi maka masalah hidup tidak menjadi sulit. Ternyata ditolak mentah-mentah oleh orang Yahudi karena tidak mungkin ada nabi dari orang Arab. Setelah penjarahan terhadap suku Quraisy berhasil dan kemudian timbul perang dengan suku Quraisy di Sumur Badar yang dimenangkan Muhammad, timbul keberanian Muhammad untuk bersikap lebih tegas kepada Yahudi, suku yang pernah menolaknya sebagai nabi diusir dari Yatrib tanpa boleh membawa harta mereka dan harta yang ditinggalkan dirampas oleh Muhammad untuk dibagi-bagikan kepada pengikutnya. Kejadian ini dicatat di dalam al-Quran.

59:2. Dia-lah yang mengeluarkan orang-orang kafir di antara ahli kitab dari kampung-kampung mereka pada saat pengusiran yang pertama[1463]. Kamu tidak menyangka, bahwa mereka akan keluar dan merekapun yakin, bahwa benteng-benteng mereka dapat mempertahankan mereka dari (siksa) Allah; maka Allah mendatangkan kepada mereka (hukuman) dari arah yang tidak mereka sangka-sangka. Dan Allah melemparkan ketakutan dalam hati mereka; mereka memusnahkan rumah-rumah mereka dengan tangan mereka sendiri dan tangan orang-orang mukmin. Maka ambillah (kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, hai orang-orang yang mempunyai wawasan.
[1463]. Yang dimaksud dengan ahli kitab ialah orang-orang Yahudi bani Nadhir, merekalah yang mula-mula dikumpulkan untuk diusir keluar dari Madinah.

Perampasan itu jelas kejahatan, tidak bisa dibenarkan hanya karena Muhammad mengaku mendapat perintah dari Allah Swt. Setelah itu perang terus berlanjut karena suku Quriasy tidak bisa membenarkan jalur perdagangannya menjadi tidak aman. Suku Quraisy mengirim pasukan untuk menghancurkan Yatrib. Tapi penyerbuan itu juga tidak berhasil menghancurkan Muhammad beserta pengkutnya. Setelah orang Quraisy kembali ke Mekah, satu suku Yahudi yang dituduh bersekongkol dengan orang Quraisy dibantai, semua laki-laki yang sudah tumbuh bulu kemaluannya dibunuh dengan pedang. Kejadian itu juga dicatat di dalam al-Quran.

Muhammad membantai orang Yahudi
33:26. Dan Dia menurunkan orang-orang Ahli Kitab (Bani Quraizhah) yang membantu golongan-golongan yang bersekutu dari benteng-benteng mereka, dan Dia memesukkan rasa takut ke dalam hati mereka. Sebahagian mereka kamu bunuh dan sebahagian yang lain kamu tawan[1210].
[1210]. Sesudah golongan-golongan yang bersekutu itu kocar-kacir, maka Allah memerintahkan Nabi untuk menghancurkan Bani Quraizhah (Ahli Kitab) dan menghalau mereka dari benteng-benteng mereka. Kemudian seluruh laki-laki yang ikut berperang dibunuh, perempuan dan anak-anak ditawan.

Kisah itu diceritakan dalam Kisah hidup nabi berdasarkan sumber klasik ditulis oleh Martin Lings (Abu Bakr Siraj al-Din).

“Pagi harinya, Nabi memerintahkan agar menggali parit yang panjang, dalam, dan sempit di lokasi pasar. Kaum Pria, semuanya kira-kira tujuh ratus orang - menurut beberapa pihak lebih dari itu dan menurut yang lain kurang - dibagi dalam beberapa kelompok kecil, dan setiap kelompok di suruh duduk di sepanjang parit yang akan menjadi tempat pemakaman mereka. Kemudian Ali, Zubayr, dan para sahabat lain yang lebi muda memenggal kepala mereka, masing-msing dengan sabetan pedang. Ketika Huyay berjalan ke pasar, ia menoleh kepada Nabi yang tengah duduk bersama para sahabatnya...(Hal. 441)"

Pembantaian itu sangat kejam, mengapa tidak diusir saja seperti Bani Nadir dan alasan Allah Swt memerintahkan pembataian itu juga tidak mungkin bisa diterima sebagai pembenaran.

Kejahatan lain yang dilakukan Muhammad adalah pelecehan seksual, Muhammad mengambil anak di bawah umur sebagai istri keduanya dan menyetubuhi anak itu segera setelah mendapat menstruasi padahal usia Muhammad waktu itu sudah sekitar 50 tahun. Kejadian itu tidak dicatat di al-Quran. Muhammad mengatakan di dalam al-Quran, laki-laki boleh mempunyai 4 istri tetapi Muhammad sendiri pernah punya 11 istri.

Bagaimana Muhammad menggauli istrinya yang pernah mencapai 11 orang diceritakan dalam Hadis Sahih al-Bukhari Volume 1, Buku ke-5, Nomor 168, ditulis bahwa Anas bin Malik berkata, "Nabi biasanya pergi mengunjungi semua istrinya secara bergilir, selama siang dan malam, dan mereka jumlahnya ada sebelas." Karena wanita mendapatkan datang bulan secara berkala, kesebelas istri Muhammad tidak dapat setiap hari disetubuhi, tetapi Muhammad tidak membiarkan istrinya yang
sedang mendapat datang bulan tidak dijamahnya. Bagaimana Muhammad memperlakukan istrinya yang sedang datang bulang diceritakan oleh Aisyah, "Setiap kali rasul Allah ingin meraba-raba siapa di antara kami ketika sedang haid, dia akan menyuruhnya memakai Izar (baju dari pinggang ke bawah) dan mulai meraba-raba dia." Cerita itu ditulis di dalam Bukhori Volume 1, Buku ke-6, Nomor 299.

Prilaku buruk Muhammad dalam mengumbar nafsu seksual bukan hanya dijalani dalam hidupnya tetapi juga dinyatakan dalam aturan hukum yang tercantum di dalam al-Quran. Bukan hanya aturan laki-laki boleh mempunyai istri lebih dari satu tetapi juga pemuasaan nafsu laki-laki dipermudah dengan melegalkan palacuran dengan cara membuat tata cara nikah resmi bagi laki-laki sebelum bersetubuh dengan perempuan dan membolehkan talak setelah urusannya selesai. Atuan itu tercantum dalam ayat berikut.

4:24. dan (diharamkan juga kamu mengawini) wanita yang bersuami, kecuali budak-budak yang kamu miliki[282] (Allah telah menetapkan hukum itu) sebagai ketetapan-Nya atas kamu. Dan dihalalkan bagi kamu selain yang demikian[283] (yaitu) mencari isteri-isteri dengan hartamu untuk dikawini bukan untuk berzina. Maka isteri-isteri yang telah kamu nikmati (campuri) di antara mereka, berikanlah kepada mereka maharnya (dengan sempurna), sebagai suatu kewajiban; dan tiadalah mengapa bagi kamu terhadap sesuatu yang kamu telah saling merelakannya, sesudah menentukan mahar itu[284]. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

Semua prilaku buruk itu tercantum di dalam al-Quran yang keabsahannya tidak boleh diragukan. Apakah kita tetap membiarkan bangsa ini mengikuti prilaku buruk Muhammad karena dipercaya sebagai nabi? Silahkan direnungkan.

2 komentar:

Pembawa Pete mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Unknown mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.