Muhammad tidak bisa membuat perumpamaan.

Ajaran Hindu banyak disampaikan dalam bentuk cerita dan wayang sehingga pesan suci yang disampaikan lebih mudah dipahami. Pesan suci itu dapat disampakan dalam beragam bahasa tetapi inti pesannya akan tetap sama .

Yesus banyak menyampaikan ajarannya dalam bentuk perumpamaan agar isi pesan yang disampaikan mudah dipahami, beralku secara universal dan tetap aktual sepanjang segala jaman. Perhatikan perumpamaan dalam Injil berikut.

Matius 13:31-35 Perumpamaan tentang biji sesawi dan ragi
Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di ladangnya. Memang biji itu yang paling kecil dari segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar dari pada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya." Dan Ia menceriterakan perumpamaan ini juga kepada mereka: "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai khamir seluruhnya." Semuanya itu disampaikan Yesus kepada orang banyak dalam perumpamaan, dan tanpa perumpamaan suatupun tidak disampaikan-Nya kepada mereka, supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi: "Aku mau membuka mulut-Ku mengatakan perumpamaan, Aku mau mengucapkan hal yang tersembunyi sejak dunia dijadikan."

Muhammad yang buta huruf, tidak dapat membaca Ijil tetapi mendengar dari cerita orang dan dengan sok tahunya memasukan pesan Injil tersebut ke dalam al-Quran dalam dua ayat yang ditempatkan dalam dua surat yang berbeda, perhatikan ayat berikut.

21:47. Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawipun pasti Kami mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan.

31:16. (Luqman berkata): "Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus[1181] lagi Maha Mengetahui.
[1181]. Yang dimaksud dengan Allah Maha Halus ialah ilmu Allah itu meliputi segala sesuatu bagaimana kecilnya.

Jelas sekali Muhammad tidak dapat memahami pesan Yesus tetapi dengan pongahnya mengatakan bahwa al-Quran adalah penyempurnaan dari Injil karena Injil asli sudah diselewengkan oleh orang Nasrani. Bahwa Muhammad tidak sanggup membuat perumaan diakuinya dan dimasuikkan juga ke dalam al-Quran, perhatikan ayat berikut.

2:26. Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu[33]. Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan: "Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?." Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah[34], dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik,
[33]. Diwaktu turunnya surat Al Hajj ayat 73 yang di dalamnya Tuhan menerangkan bahwa berhala-berhala yang mereka sembah itu tidak dapat membuat lalat, sekalipun mereka kerjakan bersama-sama, dan turunnya surat Al Ankabuut ayat 41 yang di dalamnya Tuhan menggambarkan kelemahan berhala-berhala yang dijadikan oleh orang-orang musyrik itu sebagai pelindung sama dengan lemahnya sarang laba-laba.
[34]. Disesatkan Allah berarti: bahwa orang itu sesat berhubung keingkarannya dan tidak mau memahami petunjuk-petunjuk Allah. Dalam ayat ini, karena mereka itu ingkar dan tidak mau memahami apa sebabnya Allah menjadikan nyamuk sebagai perumpamaan, maka mereka itu menjadi sesat.

22:73. Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah.

29:41. Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui.

Perhatikan kebingungan Muhammad soal perumpamaan, ada nyamuk, lalat, dan laba-laba. Tapi apa pesan dari perumpamaan itu hanya Alalh Swt yang tahu, Muhammad sendiri tidak paham.

Banyak orang membuat tafsir terhadap ayat-ayat al-Quran bertanya apa maksud Allah Swt menurunkan ayat itu. Kalau mau mencari kebenaran jangan ditanya kepada Allah Swt, tapi cukup buka Injil karena sebagian dari isi al-Quran dapat diketahui jawabannya di dalam Injil yang tidak pernah diselewengkan seperti yang difitnahkan Muhammad.

Tidak ada komentar: