Mengapa orang cerdas masih percaya agama?

Dengan akal sehat yang simple semua orang yang baca terjemahan kitab Yasin akan melihat isi ayat itu tidak keruan. Itulah ayat2 Qur'an yang oleh penulisnya (Mohammad tentunya) dianggap luar biasa sehingga dia menantang siapa yang bisa membuat kitab yang lebih baik dari Qur'an. Tuhan (menurut Mohammad) kok menantang manusia. Udah jelas maha kuasa masih nggak percaya diri menantang manusia. Di pihak lain "salawat nabi" meminta umat Islam untuk mendoakan Mohammad dan sahabat2nya. Kurang percaya diri, sehingga masih perlu didoakan?.
Sekarang lihat siapa yang ikut tahlilan dan baca surat Yasin. Banyak diantara mereka yang professor dan doktor. Aneh bukan? Mengapa?. Karena sejak kecil otak mereka sudah dijejali bahwa Qur'an adalah kitab maha sempurna. Mohammad manusia paling sempurna dan merupakan nabi paling akhir. Di dalam otak yang paling dalam dari si professor/ doktor sudah ada dogma tersebut. Sepandai-pandai mereka kalau sudah berpikir melanggar dogma maka mereka akan ketakutan. Dengan segala kepintarannya mereka mencoba me-rasionalisasikan kebenaran Qur'an. Dicari ayat-ayat yang kira-kira sesuai dengan ilmu pengetahuan. Ayat-ayat yang tidak jelas tersebut ditafsirkan seolah-olah sudah ada sebelum penemuan ilmiah terjadi. Sayangnya pembenaran Qur'an terjadi setelah ada penemuan bukan sebaliknya. Saya ingin lihat ada ilmuan yang agamawan menemukan suatu penemuan ilmiah berdasarkan ayat Qur'an. Belum ada. Semua penemuan ilmiah yang bermanfaat tidak ada yang bersumber dari kitab suci. Setelah ada penemuan baru agamawan ilmiawan mengatakan bahwa penemuan itu sudah diramalkan 1400 tahun lalu. Sungguh "absurd".
Satu-satunya jalan untuk menghindarkan orang pintar jadi "bodoh" adalah melarang pendidikan agama dan semua pendidikan yang "superstitious" pada anak-anak. Setelah dewasa dan cukup akalnya baru boleh mereka belajar agama kalau perlu dari ustad yang terpandai didunia. Dijamin sebagian besar akan menolak agama sebagai kebenaran mutlak. Walaupun ada pelajaran moral yang dapat diambil dari kitab suci, akan tetapi menganggap tiap huruf di Qur'an adalah benar merupakan kebodohan yang amat menyedihkan.
Heru
Dikutip dari SI 104502 tanggal 28 Februari 2010

Tidak ada komentar: