Memahami Islam

Sdr. Mohamad Soleh yang bijaksana, terima kasih Saudara sudah menyebutkan, "Juga Bung Made, yang banyak mengkritisi Amrozi, FPI, Jihad, dan Kekafiran."

Tetapi ada juga yang langsung mengirim e-mail ke saya mengatakan, bahwa saya terlalu banyak memojokkan Islam dan meminta kalau mau belajar tentang Islam lebih baik langsung ke si pengirim e-mail itu atau ke Gus Dus dan ada juga yang mengirim e-mail meminta saya mengungkap jati diri saya yang diragukan bahwa saya orang Hindu.

Kalau saya mengatakan bahwa saya benar orang Hindu, mungkin tetap saja orang tidak percaya, karena orang Hindu jarang yang mau berselisih pendapat dengan orang lain tentang agama, apalagi di dalam posting saya sering juga saya menyinggung ajaran Kristen dan juga Buddha. Menurut pendapat saya siapa jati diri saya tidaklah penting, jika apa yang saya kemukakan ada manfaatnya silahkan diikuti tetapi jika tidak, yah tidak perlu dibaca.

Saya sekarang sedang banyak baca Alkitab didampingi oleh seorang pastor dan juga pendeta di samping itu dalam pergaulan di kantor saya banyak diskusi dengan teman-teman yang Muslim. Saya berusaha memahami apa yang menarik untuk saya pahami. Jadi kepada teman yang menawarkan belajar Islam pada dirinya, saya ucapkan terima kasih dan tolong juga mau melihat bahwa Islam yang Sudara yakini bukan satu-satunya kebenaran. Banyak teman yang Muslim pada awal kita diskusi selalu mejadikan al-Quran sebagai kebenaran mutlak dan saya menyadari teman-teman yang Muslin menjadi sulit melihat masalah dari sudat pandang yang lain karena isi al-Quran adalah kata-kata Tuhan yang tidak mungkin salah. Kita lalu membahas lebih dahulu isi al-Quran itu dengan pertanyaan, apa benar al-Quran isinya kata-kata Tuhan. Memang awalnya sulit tetapi lama kelamaan teman-teman yang Muslin mulai melihat, masa sih Tuhan salah mengatakan bahwa semua agama punya kiblat (lihat posting saya yang saya simpan di blog saya), lalu juga kita bahas masa sih Tuhan menyuruh membunuh. Setelah itu di kalangan teman-teman yang Muslim mulai melihat bahwa al-Quran sebagai sebuah kitab dan pembicaraan mulai terbuka. Dari kejadian itu kita perlu siap bahwa apa yang selama ini kita percaya atau kita yakini sebagai kebenaran belum tentu benar, dunia terus berputar, marilah kita sama-sama terbuka untuk mencari kebenaran yang sungguh-sungguh benar menurut pemahaman kita dan bukan menurut apa yang dikatakan orang yang terdahulu, zaman kita hidup adalah milik kita, mengapa kita harus hidup menurut interpretasi orang hidup di zaman dahulu.

Ada lagi orang yang mengirim e-mail mempersoalkan politeis dengan monotes, apakah kita dapat menyembah Tuhan yang sama? Saya percaya Tuhan Maha Besar jadi tidak mungkin dapat didiskripsikan dengan pemahaman yang tunggal. Ada orang yang melihat Tuhan dalam banyak wajah dan tiap wajah itu diberi nama, tetapi ada juga yang melihat Tuhan hanya dalam satu penampilan. Menutur pendapat saya dua-duanya bisa benar tetapi menjadi salah jika yang mengatakan hanya satu wajah memaksakan pendapatnya bahwa itu lah Tuhan yang benar sedangkan yang lain salah. Penyederhanaan Tuhan Yang Maha Besar menjadi Tuhan yang maha kecil yaitu hanya bisa bahasa Arab, mewajibkan sembahyang menurut Islam saya kira merampas kebebasan orang lain untuk melihat Tuhan dalam penampilan yang berbeda. Jadi sebenarnya perbedaan itu dapat menuju pada satu Tuhan, biarkanlah masing-masing melihat dari sisi yang berbeda, berdoa menurut cara yang berbeda, tetapi kita sempakat bahwa karena dunia ini hanya satu, sudah pasti Tuhan itu satu tetapi cara memandang dan mendiskripsikannya berbeda.

Kalau kita sepakat dengan usul saya biarkan masing-masing orang melihat Tuhan dengan cara yang berbeda kita akan menjalani hidup yang damai. Lalu saya ditanya mengapa saya banyak mengkritik Islam, tujuan saya tetap untuk kedamainan hidup di Indoensia, saya mau mengajak teman-teman yang Islam, dapat memahami orang lain yang punya gambaran Tuhan yang berbeda, karena itu janganlah katakan orang Hindu menyembah berhala.

Kalau sudah diramalkan bahwa dari 73 golongan hanya satu golongan yang benar, yang akan terjadi adalah lebih banyak yang tidak benar dari yang benar dan karena mana yang benar juga sulit dibedakan dari yang tidak benar karena semua golongan itu mengakui yang paling benar, saya usul ramalam itu jangan dipercaya kebenarannya dan mari kita cari ajaran yang lebih banyak benarnya dibandingkan salahnya.

Salam Damai

1 komentar:

Unknown mengatakan...

salam kenal,

sedang membaca Alkitab terbitan LAI Pak?

ya agak teliti saja, ada beberapa yang kurang tepat jika dibandingkan dengan bahasa aslinya.

saya link blog anda dari www.gkmin.net

salam,
www.gkmin.net