Jangan lagi mengatakan agama tidak pernah mengajarkan kekerasan, al-Quran mengajarkan kekerasan dan Muhammad memberi contoh

Liputan6.com, Bogor: Sejumlah tokoh organisasi keagamaan mengecam tindakan perusakan bangunan pusat studi kajian dan perbidatan Ahmadiyah di Cisalada, Bogor, Jawa Barat. Menurut Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, kekerasan dalam bentuk apapun tidak dapat ditolerir. Termasuk atas nama agama karena agama tidak pernah mengajarkan kekerasan. Baru-baru ini, Din berharap, negara tidak membiarkan aksi perusakan yang mengatasnamakan agama tertentu.

Senada dengan Din, Rois Syuriah Nahdlatul Ulama Masdar F Masudi juga meminta semua pihak menyadari arti kebhinekaan di Indonesia. Dia menilai, keunggulan seseorang terletak pada ketulusan untuk menghargai eksistensi pihak lain dengan hati maupun kesalehan perilaku.

Seperti diberitakan, ratusan orang membongkar paksa bangunan Pusat Studi Ahmadiyah. Mereka tak ingin Ahmadiyah mendirikan bangunan di Bogor. Melihat bangunannya di rusak, pengurus Ahmadiyah hanya bisa pasrah. (ULF)

Perhatikan DS, “karena agama tidak pernah mengajarkan kekerasan.” MFM, “keunggulan seseorang terletak pada ketulusan untuk menghargai eksistensi pihak lain dengan hati maupun kesalehan perilaku.” Bahwa mereka tidak pernah membaca al-Quran dan tidak paham al-Quran jelas tidak mungkin, mereka adalah tokoh Islam ternama di Indonesia.

Ayo kita tunjukkan sebagian isi al-Quran yang mengajarkan kekerasan dan kekerasan yang dicontohkan Muhammad yang terekam di dalam al-Quran

8:39. Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah[611] dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah[612]. Jika mereka berhenti (dari kekafiran), maka sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan.
[611]. Maksudnya: gangguan-gangguan terhadap umat Islam dan agama Islam.
[612]. Maksudnya: Menurut An-Nasafi dan Al-Maraghi, tegaknya agama Islam dan sirnanya agama-agama yang batil.

Orang Ahmadiah dituduh memfitnah islam dan sesuai ayat itu Muslim yang benar akan mengikuti ajaran al-Quran memerangi mereka yang memfitnah Islam dan perusakan terhadap bangunan Ahmadiyah sudah sering terjadi, jadi harus diakui memang tindakan mereka diprovokasi oleh al-Quran dan jangan disangkal lagi bahwa Islam memang mengajarkan perang dan kekerasan.

Banyak bukti yang menunjukkan Muhammad melakukan kekesaran dalam menyebarkan Islam, tetapi kita ambil salah satu saja yang cukup mengerikan dan kejadiannya tercatat di dalam al-Quran, kitab yang menurut Muhammad harus dipercaya berisi kata-kata Allah Swt.

Mengenai pembantaian terharap suku Yahudi lainnya saya kutipkan Kisah hidup nabi berdasarkan sumber klasik ditulis oleh Martin Lings (Abu Bakr Siraj al-Din).
“Pagi harinya, Nabi memerintahkan agar menggali parit yang panjang, dalam, dan sempit di lokasi pasar. Kaum Pria, semuanya kira-kira tujuh ratus orang - menurut beberapa pihak lebih dari itu dan menurut yang lain kurang - dibagi dalam beberapa kelompok kecil, dan setiap kelompok di suruh duduk di sepanjang parit yang akan menjadi tempat pemakaman mereka. Kemudian Ali, Zubayr, dan para sahabat lain yang lebi muda memenggal kepala mereka, masing-msing dengan sabetan pedang. Ketika Huyay berjelan ke pasar, ia menoleh kepada Nabi yang tengah duduk bersama para sahabatnya...(Hal. 441)"

Orang yang dibantai itu semua laki-laki dari suku Qurayzhah, suku Yahudi yang sudah lebih dahulu tinggal di Madinah sebelum Muhammad hijrah. Kejadian itu juga ditulis di dalam al-Quran surat ke-33 ayat 26.

33:26. Dan Dia menurunkan orang-orang Ahli Kitab (Bani Quraizhah) yang membantu golongan-golongan yang bersekutu dari benteng-benteng mereka, dan Dia memesukkan rasa takut ke dalam hati mereka. Sebahagian mereka kamu bunuh dan sebahagian yang lain kamu tawan[1210].

Jangan lagi bangsa ini dibodohi bahwa Muhammad orang baik malah orang paling sempurna, kita harus mengajarkan kepada rakyat Indonesia dengan jujur siapa sebenarnya Muhammad agar orang tidak mengikuti jejak kekerasan yang pernah dilakukannya.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Tegas berbeda jauh dengan kejam. Tegas itu mantap dalam kebijaksana sedangkan kejam itu keras dalam kesewenang-wenangan.