Islam Salah atau Benar jangan tanya Tuhan, tapi putuskanlah dengan kemampuan sendiri

Kesal dengan banyak tulisan di FB yang menyatakan bahwa Islam ajaran sesat, Ila Lia menulis, “.. kalau kalian memang merasa benar dan kami orang islam yg salah/sesat, mari kita bermuhabalah, siapa yg salah nanti akan kena musibah/azab dari Tuhan. “

Di negeri ini memang kita masih medengar ada warga yang mencari mana yang benar atau yang salah dengan membawa-bawa nama Tuhan karena mereka tidak mau menggunakan kemampuan akal sendiri. Kkita tahu ada sumpah pocong, orang yang dituduh salah diharuskan bersumpah dan jika kemudian dia sakit atau bahkan mati maka apa yang dituduhkan benar dan jika tetap sehat berarti tuduhan itu tidak benar dan orang yang dituduhlah yang benar.

Treadisi seperti itu tidak berasal dari leluhur kita karena tidak ada dalam ajaran Hindu dan Buddha. Sebenarnya juga bukan asli dari Islam tetapi dari budaya Yahudi yang sudah ada sejak jaman Musa. Aturan di dalam Alkitab tentang cara menyelesaikan masalah yang tidak bisa dibuktikan ada di kitab Bilangan, kita perhatikan aturan dalam Hukum Taurat berikut ini.

Bilangan 5:12-28 Berbicaralah kepada orang Israel dan katakanlah kepada mereka: Apabila isteri seseorang berbuat serong dan tidak setia terhadap suaminya, dan laki-laki lain tidur dan bersetubuh dengan perempuan itu, dengan tidak diketahui suaminya, karena tinggal rahasia bahwa perempuan itu mencemarkan dirinya, tidak ada saksi terhadap dia, dia tidak kedapatan, dan apabila kemudian roh cemburu menguasai suami itu, sehingga ia menjadi cemburu terhadap isterinya, dan perempuan itu memang telah mencemarkan dirinya, atau apabila roh cemburu menguasai suami itu, sehingga ia menjadi cemburu terhadap isterinya, walaupun perempuan itu tidak mencemarkan dirinya, maka haruslah orang itu membawa isterinya kepada imam. Dan orang itu harus membawa persembahan karena perempuan itu sebanyak sepersepuluh efa tepung jelai, yang ke atasnya tidak dituangkannya minyak dan yang tidak dibubuhinya kemenyan, karena korban itu ialah korban sajian cemburuan, suatu korban peringatan yang mengingatkan kepada kedurjanaan. Maka haruslah imam menyuruh perempuan itu mendekat dan menghadapkannya kepada TUHAN. Lalu imam harus membawa air kudus dalam suatu tempayan tanah, kemudian harus memungut debu yang ada di lantai Kemah Suci dan membubuhnya ke dalam air itu. Apabila imam sudah menghadapkan perempuan itu kepada TUHAN, haruslah ia menguraikan rambut perempuan itu, lalu meletakkan korban peringatan, yakni korban sajian cemburuan, ke atas telapak tangan perempuan itu, sedang di tangan imam haruslah ada air pahit yang mendatangkan kutuk. Maka haruslah imam menyumpah perempuan itu dengan berkata kepadanya: Jika tidak benar ada laki-laki yang tidur dengan engkau, dan jika tidak engkau berbuat serong kepada kecemaran, padahal engkau di bawah kuasa suamimu, maka luputlah engkau dari air pahit yang mendatangkan kutuk ini; tetapi jika engkau, padahal engkau di bawah kuasa suamimu, berbuat serong dan mencemarkan dirimu, oleh karena orang lain dari suamimu sendiri bersetubuh dengan engkau--dalam hal ini haruslah imam menyumpah perempuan itu dengan sumpah kutuk, dan haruslah imam berkata kepada perempuan itu--maka TUHAN kiranya membuat engkau menjadi sumpah kutuk di tengah-tengah bangsamu dengan mengempiskan pahamu dan mengembungkan perutmu, sebab air yang mendatangkan kutuk ini akan masuk ke dalam tubuhmu untuk mengembungkan perutmu dan mengempiskan pahamu. Dan haruslah perempuan itu berkata: Amin, amin. Lalu imam harus menuliskan kutuk itu pada sehelai kertas dan menghapusnya dengan air pahit itu, dan ia harus memberi perempuan itu minum air pahit yang mendatangkan kutuk itu, dan air itu akan masuk ke dalam badannya dan menyebabkan sakit yang pedih. Maka haruslah imam mengambil korban sajian cemburuan dari tangan perempuan itu lalu mengunjukkannya ke hadapan TUHAN, dan membawanya ke mezbah. Sesudah itu haruslah imam mengambil segenggam dari korban sajian itu sebagai bagian ingat-ingatannya dan membakarnya di atas mezbah, kemudian memberi perempuan itu minum air itu. Setelah terjadi demikian, apabila perempuan itu memang mencemarkan dirinya dan berubah setia terhadap suaminya, air yang mendatangkan sumpah serapah itu akan masuk ke badannya dan menyebabkan sakit yang pedih, sehingga perutnya mengembung dan pahanya mengempis, dan perempuan itu akan menjadi sumpah kutuk di antara bangsanya. Tetapi apabila perempuan itu tidak mencemarkan dirinya, melainkan ia suci, maka ia akan bebas dan akan dapat beranak."

Muhammad yang buta huruf tidak dapat membaca aturan itu secara lengkap dan karena hanya mendengar sepotong-sepotong yang dimasukkan ke dalam al-Quran hanya sepotong ayat di bawah ini.

24:6. Dan orang-orang yang menuduh isterinya (berzina), padahal mereka tidak ada mempunyai saksi-saksi selain diri mereka sendiri, maka persaksian orang itu ialah empat kali bersumpah dengan nama Allah, sesungguhnya dia adalah termasuk orang-orang yang benar.

Tradisi membawa-bawa nama Tuhan untuk memutus perkara sesama manusia sudah lama ditinggalkan di dunia barat, semua perkara sesama manusia diputus lewat pengadilan. Apa yang tidak bisa diputus oleh pengadilan, manusia yang bersangkutan yang harus menilai benar atau salah satu perkara dengan kamampuan sendiri. Hilangnya tradisi membawa-bawa nama Tuhan dalam memutus perkara di dunia barat berkaitan dengan implementasi ajaran Yesus yang tertuang di dalam Injil, kita perhatikan Injil berikut.

Matius 5:33-37 Kamu telah mendengar pula yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan bersumpah palsu, melainkan peganglah sumpahmu di depan Tuhan. Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena langit adalah takhta Allah, maupun demi bumi, karena bumi adalah tumpuan kaki-Nya, ataupun demi Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota Raja Besar; janganlah juga engkau bersumpah demi kepalamu, karena engkau tidak berkuasa memutihkan atau menghitamkan sehelai rambutpun. Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.

Jadi untuk membuktikan apakah Islam ajaran benar atau ajaran sesat, tidak perlu bertanya kepada Tuhan karena Tuhan pasti tidak akan menjawab. Masalah manusia harus diputuskan oleh manusia sendiri dan Tuhan sudah memberikan akal kepada manusia agar dapat memutus perkara yang dihadapinya.

“Nabi Muhammad bukan membangun negara Islam, penduduknya Islam, Kristen, Yahudi, semua sama di mata hukum, tidak dibedakan di mata masyarakat. Piagam Madinah tidak satu pun mengandung kata Islam, yang ada keadilan, kesamaan. Bagi NU, NKRI, Pancasila, itu sudah final, yang paling tepat menurut kita,” imbuhnya. (mkf)
NU bisa berubah dari perjuangan menerapkan Syarait Islam menjadi pendukung Pancasila tetapi mengubah sejarah bahwa Muhammad membangun negara Islam tidak mungkin dilakukan.

Tidak ada komentar: